tag:blogger.com,1999:blog-38019080921152368292024-03-13T08:44:14.004-07:00OBAMMAorganisasi bocah multimediaOBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-73775520624031264232009-08-20T04:04:00.001-07:002009-08-20T04:04:55.815-07:00Benteng Portugis<div><img border="0" src="http://www.adangdaradjatun.com/images/stories/nusantara/benteng_portugis.jpg" /><br />
</div><div> </div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">Jepara -</span> Benteng Portugis menjadi salah satu andalan pariwisata di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Leteaknya di Desa Banyumas Kecamatan Keling. Dari pusat kota, perjalanan menuju lokasi cukup ditempuh selam kurang lebih 30 menit dengan jarak 45 km. </div><div>Menuju lokasi ini, kita disuguhi pemandangan hutan karet dan jati yang masih rimbun dan sejuk. Sepanjang perjalanan, panorama keindahan Gunung Muria terpampang di depan diselingi dengan suara kicau merdu burung-burung hutan yang masih liar.</div><div>Belum ada transportasi yang cukup layak menuju lokasi kecuali transportasi antar kecamatan yang biasa mengangkut sayur mayur antar pasar dan angkutan biasa yang melayani penumpang berjarak pendek. </div><div>Dari sini, cukup dekat areanya dengan rencana pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang mendapat tentangan masyarakat cukup kuat.</div><div>Konon cerita, perempuan-perempuan di sini terkenal cantiknya hingga terkenal hingga ke satu karesidenan. Dari cerita yang beredar di masyarakat sekitar, di daerah ini, para penjajah memperistri penduduk setempat. Hal ini mengingatkan pula pada daerah Manado di Indonesia bagian Timur yang juga pernah dikuasai oleh bangsa Portugis</div><div><br />
</div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">Lokasi Strategis di Masa Kolonial</span></div><div>Di lihat dari sisi geografis benteng ini nampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. </div><div>Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau Mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kontrol Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.</div><div><br />
</div><div><span class="Apple-style-span" style="font-weight: bold;">Sejarah Berdirinya Benteng Portugis</span></div><div>Pada tahun 1619, kota Jayakarta / Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. </div><div>Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda.</div><div>Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram. Kejadian ini membuat Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.</div><div>Perjanjian kerja sama antara Mataram dan Portugis segera diadakan dan untuk tahap awal Portugis menempatkan tentaranya di benteng yang dibangun oleh Mataram pada tahun 1632. Benteng ini sangat efektif untuk menjaga lintas pelayaran ke kota Jepara yang menjadi Bandar utama Mataram untuk ekspor impor.</div><div>Kenyataan kerjasama Mataram dan Portugis tidak bisa direalisir untuk tujuan mengusir Belanda di Batavia bahkan tahun 1642 orang-orang Portugis angkat kaki dari benteng ini karena Malaka sebagai kota utama Portugis di Asia Tenggara justeru direbut oleh Belanda pada tahun 1641.</div><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-50480569951852924402009-08-20T03:55:00.001-07:002009-08-20T03:55:37.038-07:00PANTAI KARTINI JEPARA<div style="text-align: center;"><span style="color: red; font-size: 180%;"></span><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://bp0.blogger.com/_6otPkvR1gNI/R2xoKprE-5I/AAAAAAAAASU/ICbf0ggrWIA/s1600-h/IMG0041B.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5146603006372150162" src="http://bp0.blogger.com/_6otPkvR1gNI/R2xoKprE-5I/AAAAAAAAASU/ICbf0ggrWIA/s320/IMG0041B.jpg" style="cursor: pointer; float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt;" /></a>Kota Jepara selain terkenal dengan kota ukir, ternyata juga mempunyai keindahan alam yang amat elok terutama dengan keindahan alam pantainya. Sebagai kota yang terletak di wilayah utara pulau Jawa maka tak heran lagi kalo jepara memiliki tempat pantai yang cukup panjang. Salah satu pantai yang cukup mudah dinikmati yaitu Pantai Kartini.<br />
</div><span class="fullpost">Pantai Kartini letaknya sangat mudah dijangkau karena letaknya yang sangat berdekatan dengan terminal kota Jepara, dari terminal kita dapat berjalan kaki atau naik becak menuju pantai kartini.<br />
Disana selain kita dapat menikmati indahnya pantai Kartini kita dapat juga menikmati naik perahu atau kapal motor menuju Pulau Panjang atau bahkan ke pulau Karimunjawa. Sementara disekitar pantai kartini kita dapat menikmati berbagai fasilitas dan hiburan untuk anak anak seperti kereta kelinci, mobil dan sepeda motor dengan ACCU untuk anak anak, dan juga berbagai macam souvenir khas kota Jepara. O iya di dalam pantai Kartini ada sebuah bangunan yang berbentu KURA KURA raksasa.<br />
Apabila lapar kita dapat menikmati sedapnya ikan bakar yang banyak dijual disekitar lokasi pantai Kartini.</span><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-25233841693736640682009-08-20T03:41:00.001-07:002009-08-20T03:41:54.172-07:00Wisata Taman Nasional Pulau KomodoBagi Anda yang gemar bepergian, Anda pasti tak ingin melewatkan objek wisata yang mengesankan di seluruh penjuru nusantara. Berpetualang ke pulau-pulau yang eksotis, menyelami birunya laut, dan bermandikan cahaya mentari akan membuat liburan Anda tak terlupakan. Bayangkan, Anda juga berkesempatan untuk melihat jejak-jejak kehidupan masa lalu yang terpelihara, sekaligus berperan serta menjaga kelestariannya. Anda dan keluarga tak hanya betah menikmati wisata alamnya, tetapi juga bangga menjadi bagian dari ragam keindahan Indonesia. Dan di sini, di Taman Nasional Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, Anda akan mendapatkan semuanya.<br />
<img alt="" class="alignright" height="259" src="http://www.manggaraibarat.com/images/atlas/172lanskap.jpg" style="margin: 5px;" title="Komodo National Park" width="372" />Pulau Komodo terletak di ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sejak tahun 1980, kawasan seluas 1.817 km2 ini dijadikan Taman Nasional oleh Pemerintah Indonesia, yang kemudian diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada 1986. Bersama dua pulau besar lainnya, yakni Pulau Rinca dan Padar, Pulau Komodo dan beberapa pulau kecil di sekitarnya terus dipelihara sebagai habitat asli reptil yang dijuluki “Komodo Dragon” ini.<br />
Menyandang nama latin<em> Varanus Komodoensis</em> dan nama lokal “Ora”, kadal raksasa ini menurut cerita dipublikasikan pertama kali pada tahun 1912 di harian nasional Hindia Belanda. Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor adalah orang yang telah mengenalkan komodo kepada dunia lewat papernya itu. Semenjak itu, ekspedisi dan penelitian terhadap spesies langka ini terus dilakukan, bahkan dikabarkan sempat menginspirasi Film KingKong di tahun 1933. Menyadari perlunya perlindungan terhadap Komodo di tengah aktivitas manusia di habitat aslinya itu, pada tahun 1915 Pemerintah Belanda mengeluarkan larangan perburuan dan pembunuhan komodo.<br />
<a href="http://aprasetyo.files.wordpress.com/2009/06/komodo1.jpg"><img align="left" alt="komodo1" border="0" height="176" src="http://aprasetyo.files.wordpress.com/2009/06/komodo1_thumb.jpg?w=248&h=176" style="border-width: 0pt; display: inline; margin: 0pt 5px 0pt 0pt;" title="komodo1" width="248" /></a> Berkat usaha pemerintah dan masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian Taman Nasional, wisatawan yang datang kini dapat berkunjung dan melihat dari dekat kehidupan reptil purba ini. Dengan panjang tubuh 2-3 meter, komodo dapat memiliki berat hingga 70-100 kilogram. Hewan yang menyukai tempat panas dan kering ini hidup di habitat sabana atau hutan tropis pada ketinggian rendah. Jika malam tiba, komodo bersarang di lubang dengan dalam 1-3 meter sambil menjaga panas tubuhnya di malam hari. Sebagai karnivora yang berada di puncak rantai makanan, mangsa Komodo antara lain kambing, rusa, babi hutan, dan burung. Pada kondisi tertentu, Komodo dapat berperilaku kanibal dengan memangsa Komodo lainnya. Dengan mengandalkan indera penciuman pada lidahnya, komodo dapat mencium bangkai mangsanya hingga sejauh 9 kilometer. Gigitannya yang mengandung bisa dan bakteri yang mematikan, ditambah cakar depannya yang tajam merupakan senjata alaminya. Selain itu, komodo ternyata mampu berlari 20 kilometer per jam dalam jarak yang pendek, memanjat pohon, berenang, bahkan menyelam.<br />
Layaknya reptil lain, komodo berkembang biak dengan bertelur. Walaupun demikian, penelitian membuktikan terdapat cara lain komodo melakukan regenerasi, yakni dengan cara partenogenesis. Cara ini memungkinkan komodo betina untuk menghasilkan telur tanpa dibuahi oleh jantan. Partenogenesis diduga telah menyelamatkan komodo dari kepunahan sejak ribuan tahun silam. Akan tetapi, kerusakan habitat, aktivitas vulkanis, gempa bumi, kebakaran, sampai perburuan gelap terindikasi telah mengakibatkan penurunan jumlah populasi komodo sampai taraf rentan terhadap kepunahan. Diperkirakan terdapat 4-5 ribu ekor komodo dengan keberadaan betina yang produktif hanya berjumlah ratusan. Kondisi demikian merupakan tantangan bagi usaha konservasi Taman Nasional Pulau Komodo.<br />
<img alt="" class="alignright" height="208" src="http://www.manggaraibarat.com/images/atlas/172flora.jpg" style="margin: 5px;" title="Komodo National Park" width="291" />Menikmati wisata Taman Nasional Pulau Komodo dengan mengamati kehidupan komodo dari dekat mungkin belum cukup bagi Anda. Bagi Anda yang hobi dengan olahraga air, Anda dapat mencoba melakukan penyelaman di perairan utara maupun selatan kepulauan ini. Perairan utara merupakan perairan hangat hasil pertemuan arus dari Laut Banda dan Flores. Sebaliknya, perairan selatan menawarkan perairan dingin dari arus Samudera Indonesia. Kombinasi kedua karakter perairan yang berbeda ini menghasilkan ekosistem bawah laut yang kaya. Berbagai macam jenis terumbu karang hidup subur dan menjadi tempat hidup sekian banyak spesies ikan sekaligus penyedia sistem penunjang kehidupan air laut. Banyak penyelam telah menyaksikan kehidupan bawah laut perairan pulau Komodo yang memesona, yang menyimpan berjuta potensi keanekaragaman hayati.<br />
<img alt="" class="alignleft" height="211" src="http://www.manggaraibarat.com/images/atlas/172knp.jpg" style="margin: 5px;" title="Komodo National Park" width="290" />Sebagai salah satu objek wisata andalan Indonesia, Pulau Komodo menyediakan akomodasi mulai dari pondokan yang didirikan masyarakat setempat sampai <em>resort</em> bertaraf internasional. Bagi wisatawan domestik, Anda dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 75.000, sedangkan wisatawan asing sebesar US$ 15. Untuk mencapai Pulau Komodo, Anda dapat melalui rute pesawat dari Kupang (ibukota Nusa Tenggara Timur-NTT) ke kota Ende di Pulau Flores. Berikutnya perjalanan dilanjutkan dengan minibus ke Labuhanbajo yang memakan waktu 10 jam. Dari Labuhanbajo, <em>speedboat </em>akan membawa Anda ke Pulau Komodo setelah menempuh penyeberangan selama 2 jam. Beberapa rute lainnya dapat Anda tempuh dengan penerbangan dari Bali sesuai maskapai penerbangan yang melayani tujuan ke NTT. Berbagai paket wisata yang ditawarkan agen wisata rasanya cukup menarik untuk dicoba bagi Anda yang baru pertama kali mendatangi Pulau Komodo ini.<br />
Eco-wisata yang dicanangkan pemerintah terhadap Taman Nasional Pulau Komodo ini diharapkan mampu mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan domestik / manca negara. Tidak hanya orang tua, bahkan anak-anak sekalipun tidak perlu takut untuk datang dan berkunjung ke sana. Dengan peraturan dan keamanan berwisata yang terjaga, manusia dan Komodo dapat hidup berdampingan dengan damai. Dan layaknya anak-anak, kecintaan mereka terhadap Komodo merupakan benih-benih yang dapat menumbuhkan kecintaan mereka pada kekayaan negeri dan sejarahnya. Nampaknya pesan inilah yang dulu di tahun 90-an pernah dibawakan dengan apik oleh Kak Seto lewat boneka Si Komo-nya. Lewat karakter Si Komo, Kak Seto membawa pesan pelestarian komodo ke hati dan pikiran anak-anak Indonesia, agar mereka bangga dengan kekayaan negerinya.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-29862703002692057952009-08-20T03:31:00.000-07:002009-08-20T03:35:21.426-07:00candi prambanan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><a href="http://2.bp.blogspot.com/_FetFoEmGcS4/So0mBnG0ppI/AAAAAAAAALk/_OXLgZNWRLk/s1600-h/java_prambanan_temple.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_FetFoEmGcS4/So0mBnG0ppI/AAAAAAAAALk/_OXLgZNWRLk/s320/java_prambanan_temple.jpg" /></a><br />
Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari <a href="http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/candi/borobudur/" style="color: black;">Candi Borobudur</a>, berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.<br />
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.<br />
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.<br />
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.<br />
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.<br />
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok <i>Bennu</i> (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau <i>Phoenix</i> dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).<br />
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah <i>Krut</i> atau <i>Pha Krut</i>.<br />
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.<br />
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep <i>Tri Hita Karana</i> untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.<br />
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu <i>natural</i> sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat <i>genus</i>. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (<i>Cacatua sulphurea</i>) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.<br />
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-47328448454675314652009-08-20T03:27:00.000-07:002009-08-20T03:27:00.712-07:00Wisata Pantai Pasir!<div align="justify" style="color: black;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="font-size: large;"><strong>L</strong></span><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;"> egenda <em><strong>Nyi Roro Kidul</strong></em> tidak dapat dipisahkan dari Pantai Selatan Laut Jawa. Hal ini diperkuat lagi oleh beberapa peninggalan dan petilasannya yang konon ditinggalkannya di beberapa tempat, yang masih dapat kita saksikan saat ini. Keberadaan peninggalan-peninggalan inilah yang menyebabkan Pantai Selatan Laut Jawa sepertinya mempunyai daya magnit yang begitu kuat sehingga selalu mengundang wisatawan untk datang dan datang lagi.</span> </span></b></div><b style="color: black;"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span></b><div align="justify" style="color: black;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Salah satu dari pantai-pantai tersebut adalah <strong>Pantai Pasir</strong>, yang terletak di Gombong Selatan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pantai ini dapat dikatakan terlengkap dibandingkan pantai-pantai lain. Selain diapit oleh dua pegunungan yang membuat pemandangan indah, pantai ini juga menjadi lahan para nelayan untuk menunjang kehidupan rutinnya sehari-hari. Tiap hari puluhan jongkong berjejer di pantai itu, kecuali jongkong-jongkong yang melaut. Pemandangan seperti ini merupakan ciri khas dan spesifik pantai nelayan. Di pantai ini, juga terdapat tempat pelelangan ikan (TPI) dan penangkaran ubur-ubur.</span></span></b></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Arial; font-size: medium;"><b> <img border="0" height="175" src="http://kebumen.itgo.com/images/pasir-cover.jpg" width="273" /></b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify" style="color: black;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="font-family: Arial; font-size: x-small;">Yang paling menarik untuk diperhatikan adalah batu karang berbentuk pintu gerbang. Pintu gerbang penuh misteri ini adalah <strong>Pintu Gerbang Nyi Roro Kidul</strong>. Dari kejauhan, pintu gerbang yang memikat ini terlihat seperti seekor beruang yang sedang minum air laut.</span></span></b></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy;"> <img border="0" height="118" src="http://kebumen.itgo.com/images/pasir-1.jpg" width="300" /></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Arial; font-size: x-small;"> <b><span style="color: black;">Keberadaan pintu gerbang yang satu-satunya itu, semakin mencuatkan nama Pantai Pasir sebagai objek wisata di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Dan ini pulalah panorama indah yang disajikan untuk Anda.</span></b></span> </span></div><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-51415241139562060862009-08-20T03:24:00.000-07:002009-08-20T03:24:01.738-07:00goa jati jajar<div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy;"><span style="font-size: large;"><strong>T</strong></span><span style="font-family: Verdana; font-size: x-small;">our Anda di Jawa Tengah akan kurang lengkap kalau belum berkunjung ke Kabupaten Kebumen. Pasalnya, kabupaten yang dikenal sebagai penghasil sarang burung Walet ini menyimpan banyak objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sebut saja misalnya, <strong>Taman Wisata Gua Jatijajar </strong>yang terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen.</span> </span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Verdana; font-size: x-small;">Gua Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Objek wisata ini sungguh sangat menarik. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.</span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy;"> <img border="0" height="170" src="http://kebumen.itgo.com/images/jatijajar-cover.jpg" width="275" /></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Verdana; font-size: x-small;"> Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Gua Jatijajarpun tak terkecuali. Kata yang punya cerita, Gua Jatjajar ini pada jaman dahulu merupakan tempat bersemedi <strong>Raden Kamandaka</strong>, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda <strong> Lutung Kasarung</strong>. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.</span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Verdana; font-size: x-small;">Masuk ke dalam gua ini, bagaimanapun ada rasa degdegan. Betapa tidak! Karena merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Tambah ngeri lagi jika membayangkan gelapnya suasana di dalam perut dinosaurus tersebut. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagnit serta diorama legenda Lutung Kasarung.</span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Verdana; font-size: x-small;"> Setelah puas menyaksikan sajian ini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian ekor dari dinosaurus tersebut. Di dalam ruang ini, Anda dapat melihat sumber mata air yang disebut <strong>Sendang</strong>. Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu <strong>Sendang Mawar, Kantil, Jombor</strong> dan <strong>Puserbumi</strong>. Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.</span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Verdana; font-size: x-small;"> <img border="0" height="122" src="http://kebumen.itgo.com/images/jatijajar-1.jpg" width="200" /></span></span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: medium;"> </span><div align="justify"><span style="font-family: Arial; font-size: medium;"><span style="color: navy; font-family: Verdana; font-size: x-small;"> Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Fantastis bukan? Dan itulah kenyataannya. Bukan itu saja, bahkan tanpa Anda sadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Gua Jatijajar.</span> </span></div><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-13233168137733374542009-08-20T03:21:00.001-07:002009-08-20T03:21:36.229-07:00laut bunaken<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_131" style="width: 310px;"><img alt="Bunaken" class="size-medium wp-image-131" height="202" src="http://eug3n14.files.wordpress.com/2009/06/bunaken-reef1.jpg?w=300&h=202" title="bunaken-reef" width="300" /><div class="wp-caption-text">Bunaken</div></div>bahwa tanah air kita ini memang kaya akan tempat wisata yang menarik dan menyenangkan. Banyak wisata pegunungan, wisata laut dan wisata kota tua yang cukup mampu menarik ketertarikan kita semua untuk menikmatinya.<br />
Salah satu tempat wisata yang sangat menarik dan berada di ujung utara Indonesia ini adalah Taman Laut Bunaken. Terletak di Teluk Bunaken, kita bisa menuju kesana lewat pelabuhan tradisional di sepanjang kota Manado dengan waktu perjalanan selama 1 jam. Taman Laut Bunaken ini, terletak dekat dengan satu gugusan pulau yang juga sangat bagus pemandangannya.<br />
Di Bunaken (dulu Taman Laut Nasional Bunaken) tersebut, anda dapat melakukan aktifitas <span style="font-style: italic;">diving, snorkling</span>ataupun <span style="font-style: italic;">swimming</span>. Di tiap kapal atau perahu besar wisata disana dilengkapi dengan dasar lantai yang dibuat dari kaca <span style="font-style: italic;">fiber glass,</span>sehingga kita di kapal atau perahu tersebut bisa melihat Taman Laut Bunaken yang dipenuhi hutan karang laut dan dikelilingi oleh ikan ikan hias laut yang sangat menawan.<br />
Untuk itu sayang sekali jika kita ada kesempatan berkunjung ke Menado, tapi tidak menyempatkan diri untuk mengunjungi Taman Laut Bunaken. Pesona indah ini tak akan dilupakan bagi anda dan keluarga tentunya!<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-89406991055615939132009-08-10T02:47:00.001-07:002009-08-10T02:47:38.756-07:00grojogan sewu<div style="text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_ZIynQ56CVdI/Sm8zHO4MX7I/AAAAAAAABTs/d0dbUNqZ-Uk/s1600-h/Air+Terjun+Grojogan+Sewu.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363561880567439282" src="http://2.bp.blogspot.com/_ZIynQ56CVdI/Sm8zHO4MX7I/AAAAAAAABTs/d0dbUNqZ-Uk/s320/Air+Terjun+Grojogan+Sewu.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 290px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 190px;" /></a>Air Terjun Grojogan Sewu terletak di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Obyek wisata alam ini berada pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan air laut dan mempunyai luas keseluruhan sekitar 20 ha. Nama Grojogan Sewu yang dalam bahasa Indonesianya berarti pancuran seribu bukan berarti air terjun yang jumlahnya seribu buah, melainkan hanya sebuah air terjun setinggi sekitar 80 meter yang pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang air terjun kecil. Namun, cabang-cabang air terjun itu apabila musim kemarau tidak dapat dinikmati karena tidak mengalirkan air.<o:p></o:p> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Untuk dapat memasuki kawasan wisata air terjun Grojogan Sewu pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp.6.000,00 per orang. Lokasi penjualan tiket masuknya ada yang terletak di bagian atas air terjun dan ada yang di lereng bagian bawah. Apabila melewati pintu masuk yang berada di bagian atas, untuk menuju ke lokasi air terjun pengunjung harus menuruni anak tangga yang berjumlah ratusan buah. Oleh karena jumlah anak tangga yang harus dilalui cukup banyak, maka pihak penyelenggara menyediakan gazebo di beberapa titik untuk tempat beristirahat.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sesampai di lokasi, pengunjung dapat menikmati indahnya air terjun, bermain air atau bahkan berenang. Apabila telah puas berada di sekitar air terjun, dapat pula menikmati indahnya panorama hutan wisata yang mengelilingi air terjun. Di hutan wisata ini selain dapat menyaksikan hamparan pepohonan yang menghijau, pengunjung juga dapat menyaksikan kawanan monyet yang hidup bebas di sekitar hutan.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebagai catatan, obyek wisata Air Terjun Grojogan Sewu juga menyediakan fasilitas-fasilitas khas tempat wisata, seperti mushola, MCK, kolam renang, <i>shelter</i>, warung makan, kios penjual cinderamata, dan lain sebagainya.</div><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-72692280978662476702009-08-10T02:24:00.001-07:002009-08-10T02:26:05.625-07:00candi mendut<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_FetFoEmGcS4/Sn_npCsM2DI/AAAAAAAAALE/hGW3uWk_fLk/s1600-h/Candi_Mendut_Indonesia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_FetFoEmGcS4/Sn_npCsM2DI/AAAAAAAAALE/hGW3uWk_fLk/s320/Candi_Mendut_Indonesia.jpg" /></a></div>Candi MendutPengantar<br />
Candi Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut merupakan candi yang terletak paling timur dari garis lurus tiga serangkai percandian (Borobudur, Pawon, Mendut). Candi yang terletak sekitar 3 kilometer arah timur dari Candi Borobudur ini merupakan candi yang bersifat Budhistis1 yang dibangun oleh Raja Indra dari wangsa Syailendra. Namun, kapan tepatnya candi ini didirikan oleh Raja Indra belum dapat diketahui secara pasti. Seorang arkeolog Belanda menyebutkan bahwa di dalam prasasti yang ditemukan di Desa Karangtengah bertarikh 824 Masehi, menyatakan bahwa Raja Indra telah membangun sebuah bangunan suci bernama Venunava yang berarti hutan bambu. Dan, jika hal ini benar, maka Candi Mendut diperkirakan didirikan sekitar tahun 824 Masehi.<br />
<br />
Candi Mendut yang terbuat dari batu andesit dengan luas bangunan secara keseluruhan adalah 13,7x13,7 dan tinggi 26,4 meter baru ditemukan oleh arkeolog Belanda pada tahun 1836. Kemudian, pada tahun 1897 dan 1904 pada bagian tubuh candi direnovasi, namun hasilnya kurang memuaskan. Baru pada tahun 1908 candi dipugar kembali hingga ke bagian puncaknya. Dan, pada tahun 1925 sejumlah stupa yang telah dirapikan, dipasang dan disusun kembali.<br />
<br />
Pada bagian dalam bangunan candi terdapat ruangan yang berisi altar tempat tiga arca Budha yang masih dalam kondisi baik. Ketiga arca tersebut mulai dari yang paling kiri adalah Bodhisattva Vajravani, Budha Sakyamuni dalam posisi duduk bersila dengan tangan memutar roda dharma, dan Bodhisattva Avalokitesvara dalam posisi sedang memegang bunga teratai yang diletakkan di atas telapak tangannya. Saat ini, di depan arca-arca tersebut dipasang sebuah pagar besi untuk menghindari interaksi pengunjung yang berlebihan.<br />
<br />
Ragam hias bangunan<br />
Bangunan Candi Mendut mempunyai banyak ragam hias atau relief, mulai dari kaki, tubuh hingga atapnya. Berikut ini adalah uraian tentang relief-relief tersebut. Pada sayap tangga, terdapat relief seekor kura-kura yang sedang diterbangkan oleh dua ekor angsa. Cara menerbangkannya adalah dengan menggunakan tongkat yang dicengkram pada bagian ujungnya oleh seekor angsa, sementara sang kura-kura menggigit bagian tengah tongkat tersebut. Saat berada di udara, banyak orang yang melihat dan mencemooh ulah kedua jenis binatang itu. Karena tidak tahan mendengar olokan, maka kura-kura melepaskan gigitannya sehingga jatuh ke tanah dan akhirnya mati. Selain itu, di sayap tangga juga terdapat relief yang melukiskan kisah tentang seorang Brahmana yang menyelamatkan seekor ketam/kepiting dari gangguan burung dan ular.<br />
<br />
Pada kaki candi terdapat hiasan kahyangan (sorga), sebuah relief yang menggambarkan seorang laki-laki sedang duduk dikelilingi bunga dan daun-daunan yang distilir dan relief seekor kera sedang duduk di atas punggung buaya yang dihias dengan bunga-bungaan di sekitarnya. Pada dinding candi sebelah luar terdapat relief Dewi Tara yang sedang duduk bersemedi di bawah pohon kalpataru dan relief Sang Budha yang sedang berdiri di antara pilar-pilar dan berlindung di bawah payung.<br />
<br />
Pintu masuk ke candi dihiasi dengan relief kalpataru. Kalpataru berasal dari bahasa Sanskerta. Istilah ini merupakan gabungan antara kata “kalpa” dan “taru”. “Kalpa” berarti “keinginan” atau “pengharapan” dan “taru” berarti “pohon”. Jadi, kalpataru dapat diartikan sebagai “pohon pengharapan”. Komponen kalpataru yang lengkap terdiri dari enam unsur, yaitu: pohon, hewan pengapit, vas/jambangan bunga, untaian manik-manik atau mutiara, chattra/payung dan burung. Sedangkan, di dalam ruangan candi terdapat sebuah relief Hariti. Hariti adalah nama raksasi yang sering memangsa anak kecil. Namun, setelah mendapat ajaran kebaikan dari Resi Gautama, ia menjadi raksasi yang baik, tidak lagi memakan anak-anak dan bahkan menjadi pelindung atau ibu asuh. Selanjutnya, Hariti sering mendapat sebutan sebagai Dewi Kesuburan.<br />
<br />
Relief lain yang mirip dengan Hariti terdapat pada dinding bagian selatan, yaitu Yaksa Atavaka. Sama seperti Hariti, Yaksa Atavaka adalah raksasa yang suka memakan orang. Namun, setelah menjadi pengikut Sang Budha dan mengetahui ajaran-ajarannya, ia berubah menjadi raksasa yang baik dan tidak buas lagi. Relief Yaksa Atavaka digambarkan sedang duduk di atas singgasana yang di bawahnya terdapat pundi-pundi berisi uang dan dikelilingi oleh anak-anak. Yaksa sering disebut dengan Kuvera atau Dewa Kekayaan.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-27179518705740487922009-07-24T01:15:00.000-07:002009-08-01T03:18:11.493-07:00jatim park<a href="http://malangraya.web.id/2009/06/29/batu-panen-wisatawan/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Batu Panen Wisatawan"><img alt="Batu Panen Wisatawan" class="left" height="150" src="http://malangraya.web.id/wp-content/themes/arthemia/scripts/timthumb.php?src=http://malangraya.web.id/wp-content/uploads/2009/06/jatim-park.gif&w=150&h=150&zc=1&q=100" width="150" /></a> Musim liburan telah tiba. Kesempatan itu dimanfaatkan banyak masyarakat untuk berekresi di Kota Batu, baik hanya sekedar menikmati obyek wisata atau bermalam di hotel dan tempat penginapan yang banyak ada di kota wisata itu. Semua obyek wisata Kota Batu dipadati wisatawan dan hotel mengalami peningkatan okupansi yang cukup signifikan<br />
<div class="title"><a href="http://malangraya.web.id/2009/05/08/kunjungan-wisatawan-batu-meningkat-drastis/" rel="bookmark">Kunjungan Wisatawan Batu Meningkat Drastis</a></div><div class="meta"></div><div class="spoiler"><a href="http://malangraya.web.id/2009/05/08/kunjungan-wisatawan-batu-meningkat-drastis/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Kunjungan Wisatawan Batu Meningkat Drastis"> <img alt="Kunjungan Wisatawan Batu Meningkat Drastis" class="left" height="150" src="http://malangraya.web.id/wp-content/themes/arthemia/scripts/timthumb.php?src=http://malangraya.web.id/wp-content/uploads/2009/05/wisata-batu.gif&w=150&h=150&zc=1&q=100" width="150" /></a> Kunjungan wisatawan Kota Batu dipastikan naik selama tahun 2009 ini. Bahkan, jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun asing, diprediksi bakal menembus jumlah dua juta orang seiring semakin gencarnya promosi pariwisata.<br />
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Syamsul Huda menyatakan peningkatan kunjungan wisatawan hingga dua juta orang sesuai target tahun ini. Jumlah kunjungan wisatawan itu masih didominasi wisatawan domestik. “Wisatawan asing yang berkunjung ke Batu juga akan meningkat bersamaan naiknya jumlah kunjungan wisatawan,” jelasnya, kemarin.<span id="fullpost"><span class="fullpost"></span> </span><br />
<br />
<div class="title"><a href="http://malangraya.web.id/2009/01/29/tornado-jatim-park-ditutup-sementara/" rel="bookmark">Tornado Jatim Park Ditutup Sementara</a></div><div class="meta"></div><div class="spoiler"><a href="http://malangraya.web.id/2009/01/29/tornado-jatim-park-ditutup-sementara/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Tornado Jatim Park Ditutup Sementara"> <img alt="Tornado Jatim Park Ditutup Sementara" class="left" height="150" src="http://malangraya.web.id/wp-content/themes/arthemia/scripts/timthumb.php?src=http://malangraya.web.id/wp-content/uploads/2009/01/tornado-macet-jatimpark.gif&w=150&h=150&zc=1&q=100" width="150" /></a> Jatim Park terpaksa harus menutup sementara wahana permainan Flying Tornado. Belum diketahui kapan wahana yang menguji adrenalin ini akan kembali beroperasi. Menurut Manager area Dufan Jatim Park, Bambang Priana, menutupan itu dilakukan untuk dilakukan pengecekan.<br />
Pasca macet Senin (26/1) lalu, kata dia, belum ada pengecekan sama sekali. Itu karena pihak kepolisian memberi police line, untuk wahana yang didatangkan dari Italia ini. ‘’Kami akan melakukan pengecekan setelah garis polisi dibuka. Rencanannya sore ini (kemarin sore, Red.) petugas sudah melepasnya,’’ terang Bambang kemarin.<br />
<div class="title"><a href="http://malangraya.web.id/2008/12/28/liburan-panjang-jatim-park-panen/" rel="bookmark">Liburan Panjang, Jatim Park Panen</a></div><div class="meta"></div><div class="spoiler"><a href="http://malangraya.web.id/2008/12/28/liburan-panjang-jatim-park-panen/" rel="bookmark" title="Permanent Link to Liburan Panjang, Jatim Park Panen"> <img alt="Liburan Panjang, Jatim Park Panen" class="left" height="150" src="http://malangraya.web.id/wp-content/themes/arthemia/scripts/timthumb.php?src=http://malangraya.web.id/wp-content/uploads/2008/12/jatim-park.gif&w=150&h=150&zc=1&q=100" width="150" /></a> Jumlah pengunjung di tempat wisata Jatim Park diperkirakan naik hingga 20 persen. Untuk memanjakan pengunjung tempat wisata yang memadukan konsep pendidikan dan pariwisata itu, sejumlah hiburan menarik digelar pengelola Jatim Park selama sepekan hingga awal tahun mendatang.<br />
Titik S Ariyanto, Marketing Manager Jatim Park menjelaskan, meningkatnya jumlah pengunjung hingga 20 persen karena liburan panjang di akhir tahun. Di hari-hari biasa, seperti hari libur pendek, jumlah pengunjung berkisar sekitar 2000 orang.<span id="fullpost"></span><br />
</div></div></div><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-43344519663906877102009-07-13T22:53:00.000-07:002009-07-24T00:59:05.854-07:00CANDI BOROBUDUR warisan luhur bangsa<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"><a href="http://rscipio.hyves.nl/photos/" target="_blank"><img alt="renee_borobudur01281" class="alignnone size-full wp-image-390" height="200" src="http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/11/renee_borobudur01281.jpg?w=259&h=200" title="renee_borobudur01281" width="259" /></a></span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;">Arca Budha Candi Borobudur dan Bukit Manoreh</span><br />
<span lang="NL" style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;">courtesy ©2008 Renee Scipio</span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur <span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Sementara</span> menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.</span><span style="font-size: 11pt;"> </span><br />
<span style="font-size: 11pt;"><a href="http://ariesaksono.wordpress.com/about-arie-saksono/" target="_blank"><img alt="borobudur_arie_0237" class="alignnone size-full wp-image-700" height="206" src="http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/01/borobudur_arie_0237.jpg?w=275&h=206" title="borobudur_arie_0237" width="275" /></a></span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;">Stupa Candi Borobudur ©2009 arie saksono</span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat.</span></span><code><span class="fullpost"></span></code><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.</span><br />
<ul style="text-align: left;"><li> <b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Kamadhatu</span></b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">, bagian dasar Borobudur, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. </span></li>
<li> <b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Rupadhatu,</span></b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> empat tingkat di atasnya, melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. </span></li>
<li> <b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Arupadhatu</span></b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang. Melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. </span></li>
<li> <b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Arupa,</span></b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> bagian paling atas yang melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.</span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> </span></li>
</ul><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Setiap tingkatan memiliki relief-relief yang akan terbaca secara runtut berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, bermacam-macam isi ceritanya, antara lain ada relief-relief tentang wiracarita Ramayana, ada pula relief-relief cerita jātaka. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).</span><span style="font-size: 11pt;"> </span><br />
<a href="http://ariesaksono.wordpress.com/about-arie-saksono/" target="_blank"><img alt="borobudur_arie_0232" class="alignnone size-full wp-image-702" height="206" src="http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/01/borobudur_arie_0232.jpg?w=275&h=206" title="borobudur_arie_0232" width="275" /></a><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;">Salah satu relief pada Candi Borobudur ©2009 arie saksono</span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. </span><span style="font-size: 11pt;">Seorang budhis asal India bernama Atisha, pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.</span><span style="font-size: 11pt;"> </span><span style="font-size: 11pt;">Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. </span><span style="font-size: 11pt;">Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara </span><span style="font-size: 11pt;">mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut “<i>The Lamp for the Path to Enlightenment</i>” atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.</span><span style="font-size: 11pt;"> </span></span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"><span style="font-size: 11pt;"><a href="http://rscipio.hyves.nl/photos/" target="_blank"><img alt="renee_borobudur01981" class="alignnone size-full wp-image-391" height="195" src="http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/11/renee_borobudur01981.jpg?w=251&h=195" title="renee_borobudur01981" width="251" /></a></span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;"><a href="http://ariesaksono.wordpress.com/2008/01/15/arca-budha-candi-borobudur/" target="_blank">Arca Budha </a>- Dharmacakra Mudra</span><br />
<span lang="NL" style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;">courtesy ©2008 Renee Scipio</span></span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikelilingii rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.</span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Gempa 27 Mei 2006 lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi tersebut masih dapat dikunjungi. </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> </span><br />
<b style="color: red;"><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Sejarah Candi Borobudur</span></b><br />
<b></b><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur. Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar. </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> </span><br />
<span style="font-size: 10pt;"><a href="http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/01/duma_016.jpg" target="_blank"><img alt="borobudur_arie_0234" class="alignnone size-full wp-image-701" height="206" src="http://ariesaksono.files.wordpress.com/2008/01/borobudur_arie_0234.jpg?w=275&h=206" title="borobudur_arie_0234" width="275" /></a></span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 9pt;">Arca Budha dalam relung Candi Borobudur ©2009 arie saksono</span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.</span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> </span><br />
<b style="color: red;"><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Nama Borobudur</span></b><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang menafsirkannya, di antaranya Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">kata yang berasal dari Bali Beduhur yang berarti di atas.</span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas sebuah bukit. </span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala: <i>rasa sagara kstidhara</i>, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra. Dalam prasasti didapatlah nama Bhumisambharabhudhara yang berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah-arwah leluhurnya. Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.</span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;"> </span><br />
<b style="color: red;"><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Pembangunan Candi Borobudur</span></b><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Candi Borobudur dibuat pada masa Wangsa Syailendra yang Buddhis di bawah kepemimpinan <b>Raja Samarotthungga</b>. Arsitektur yang menciptakan candi, berdasarkan tuturan masyarakat bernama <b>Gunadharma</b>. Pembangunan candi itu selesai pada tahun 847 M. Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana. </span><span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarotthungga, dan oleh cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani.</span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Sebelum dipugar, Candi Borobudur hanya berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak candi yang baru ditemukan. Pemugaran selanjutnya oleh Cornelius pada masa Raffles maupun Residen Hatmann, setelah itu periode selanjutnya dilakukan pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai kepada ajaran-ajaran yang dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan bentuk Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana. </span><br />
<span style="font-family: Georgia; font-size: 11pt;">Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu rumpun. Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang secara geografis berada pada satu jalur.</span><code></code><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-90568893360846859562009-07-02T04:03:00.000-07:002009-07-02T04:03:42.033-07:00Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Penuh Daya Pikat<div id="newsrightbox"><a class="withoutUnderline" href="http://www.kapanlagi.com/p/menara_kudus.jpg"><img alt="Lihat Gambar" border="0" src="http://media.kapanlagi.com/p/menara_kudus.jpg" width="150" /></a></div><br />
<b></b> <b>Masjid Menara Kudus</b> punya gapura yang bentuknya berbeda dengan bangunan masjid pada umumnya di Indonesia. Gapura dan bangunan menara terbuat dari tumpukan batu merah yang menyisakan daya pikat. Pada bulan Ramadhan, masjid kuno tersebut masih tetap menarik. Bukan saja bagi wisatawan manca negara, tetapi juga para peziarah domestik banyak berdatangan ke tempat tersebut. Banyak wisatawan lokal yang nampak khusuk membaca Alquran di sisi gapura yang berada di dalam masjid. Sengaja mendekati gapura tersebut dengan maksud agar lebih khusuk ketika berdoa. Gapura yang berada dalam masjid tersebut tetap kokoh seperti bentuk aslinya yang kaya nilai historis. <br />
Pada Ramadhan, <b style="background-color: red;">Masjid Menara Kudus</b><span style="background-color: red;"> r</span>amai dikunjungi umat Muslim dari berbagai penjuru tanah air. Tak terkecuali para pedagang pun memanfaatkan momentum bulan suci itu untuk meraih keuntungan sambil menjajakan dagangannya di seputar kawasan masjid bersejarah tersebut. <br />
Banyak di antara peziarah memanfaatkan Ramadhan ini selain untuk beritikaf, juga menziarahi <b>makam Sunan Kudus</b> yang lokasinya di sisi barat masjid tersebut. Usai membaca Alquran dan berdoa, para peziarah mengambil wudhu di kolam bagian luar kompleks makam yang terkenal dengan air sejuknya.<br />
<b>Masjid Menara Kudus</b> terletak di <b>Desa Kauman</b>, <b>Kecamatan Kota</b>, <b>Kabupaten Kudus</b>, Provinsi Jawa Tengah. Masjid ini kini menjadi salah satu tempat bersejarah penting bagi umat Islam di Jawa. <br />
Menurut sejarahnya, masjid tersebut berdiri pada 956 Hijriah atau 1549 Masehi dengan nama <b>Masjid Al-Aqsa</b>. Tempat itu dinamakan sama dengan salah satu masjid di Palestina yang kini tetap menjadi perhatian internasional itu. <br />
Menurut kajian historis, adalah <b>Ja`far Sodiq</b> (kemudian dikenal sebagai <b>Sunan Kudus</b>) yang pernah membawa kenangan berupa sebuah batu dari <b>Baitul Maqdis</b> di Palestina untuk batu pertama pendirian masjid yang kemudian diberi nama <b>masjid Al-Aqsa</b> di Kudus itu. <br />
Belakangan justru masjid tersebut populer dengan panggilan <b>Menara Kudus</b>. Hal ini lantaran merujuk pada menara candi di sisi timur yang memakai arsitektur bercorak Hindu Majapahit. <br />
Ketika Islam masuk ke Nusantara, menurut Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, memang dengan bijak para penyebar Islam menghargai tradisi leluhur yang dijumpai sambil memperkenalkan ajaran Al Quran. Sehingga, antara agama dan budaya setempat saling menopang dan saling mengisi. Agama tak berkembang tanpa wadah budaya dan budaya akan hilang arah dan ruh tanpa bimbingan agama. <br />
Keunikan bentuk masjid ini memang sulit dilupakan. Pasalnya, bentuk ini tak ada yang menyamai di seluruh dunia. Bentuk arsitekturalnya khas dan mempesona. Menurut salah seorang pengunjung, untuk menghormati pemeluk agama Hindu, warga yang bermukim di Kudus tidak menyembelih binatang sapi, mengingat binatang tersebut dalam Hindu dihormati bagi pemeluknya. Mereka taat dan masih memegang wasiat <b>Sunan Kudus</b>. <br />
Menurut sebuah laman, yang ditulis Bambang Setia Budi, bangunan menara Kudus mempunyai ketinggian 18 meter, berukuran sekitar 100 m persegi pada bagian dasar. Seluruh bangunan menggambarkan budaya khas Jawa-Hindu. <br />
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen, namun konon dengan digosok-gosok hingga lengket serta secara khusus adanya selasar yang biasa disebut <b>pradaksinapatta</b> pada kaki menara yang sering ditemukan pada bangunan candi. <br />
Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat soko guru yang menopang dua tumpuk atap tajuk. <br />
Sedangkan di bagian puncak atap tajuk terdapat semacam <b>mustoko</b> (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada elemen arsitektur Jawa-Hindu. <br />
<b>Hubungan historis</b> <br />
Karena usianya, <b>Masjid Menara Kudus</b> menjadi perhatian para peneliti dan pelancong manca negara. Dalam berbagai laman ditemukan cerita bahwa masjid ini selain masih mempunyai kaitan historis dengan penganut Hindu masa Majapahit, juga punya hubungan historis dengan bangsa lainnya di dunia. <br />
Suprapto, salah seorang pemerhati masjid ini menyebutkan lewat sebuah laman bahwa para ahli sejarah, peneliti, arkeolog, dan penulis buku sejarah kepurbakalaan, umumnya terfokus pada sejarah dan keunikan bentuk bangunannya saja. <br />
Ternyata, kata dia, pernak-pernik Masjid Menara, terutama keramiknya, justru tak kalah menariknya dengan bangunan masjid. Lantas ia menceritakan temuan dua arkeolog asal Jepang, Sakai Takashi dan Takimoto Tadashi, yang meneliti dan menelusuri asal mula berbagai keramik di <b>Masjid Menara</b> tersebut. Hasilnya, dua di antara sekian banyak keramik yang menjadi semacam hiasan di <b>Masjid Menara</b> adalah buatan pabrik keramik di Vietnam abad ke-14 hingga ke-15. <br />
Pabrik itu sudah cukup lama hilang dari peredaran. Sebaliknya, keramik buatan China masih terus berproduksi hingga sekarang. Salah satu penyebabnya, kualitas keramik buatan China lebih bagus. <br />
Namun, bukan semata-mata masalah kualitas yang ditelusuri Sakai dan Takimoto, melainkan berhubungan dengan agama dan peradaban. Warga Vietnam secara umum beragama Hindu dan Buddha. Sedangkan <b>Sunan Kudus</b>, pendiri <b>Masjid Menara</b>, adalah salah satu Wali Songo di Indonesia. <br />
Berdasarkan hasil penelusuran sementara mereka di sejumlah tempat bersejarah dan makam Wali Songo, keramik asal Vietnam pada saat itu paling banyak ditemukan. Ini sungguh menarik untuk ditelusuri. <br />
Dua buah keramik buatan Vietnam di masjid tersebut, satu di antaranya menempel di atas "pintu" bagian utara. Bentuknya segi empat, dengan warna dasar putih, di bagian tengah berwarna sedikit kebiruan dengan motif bunga. Ini usianya paling tua, yaitu awal abad ke-14 atau sekitar tahun 1450. <br />
Keramik satunya lagi menempel di "pintu" sebelah selatan, dengan bentuk lebih besar, lebih menarik, dan lebih didominasi warna biru dengan motif bunga. Umurnya lebih muda, yaitu sekitar menjelang atau awal abad ke-15. Keramik ini bermotif bunga yang "berbau" Vietnam dan bentuknya "berbau" Islam.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-79659743772623592572009-07-02T03:54:00.001-07:002009-07-02T03:54:41.701-07:00Objek Wisata Colo<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://cahgankpapat.blogspot.com/2009/06/objek-wisata-colo.html"><br />
</a> </h3><a href="http://4.bp.blogspot.com/_i-88j8frsOI/Si3MayDhzeI/AAAAAAAAABc/moqCUr4fqOM/s1600-h/colo.JPG.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345153093243882978" src="http://4.bp.blogspot.com/_i-88j8frsOI/Si3MayDhzeI/AAAAAAAAABc/moqCUr4fqOM/s400/colo.JPG.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 305px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 400px;" /></a><span style="font-size: 100%;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Obyek wisata Colo merupakan kawasan wisata yang berada di Pegunungan Muria. Pegunungan Muria memiliki ketinggian sekitar 1.602 m dpl (di atas permukaan laut) dan merupakan kawasan dataran tinggi yang terdiri dari beberapa gunung atau bukit, antara lain: Gunung Argo Jembangan, Gunung Argo Ploso, Gunung Rahtawu, Bukit Pasar, dan Bukit Ringgit.<br />
<br />
Nama colo sendiri diambil dari nama sebuah desa yang terletak di puncak Gunung Muria. Karena colo adalah nama yang konon diberikan secara langsung oleh Sunan Muria, maka nama inilah yang kemudian digunakan untuk menyebut kawasan wisata ini. Obyek wisata Colo merupakan sebuah kawasan yang memiliki beberapa obyek wisata yang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu obyek wisata religius dan obyek wisata alam.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Keistimewaan</span><br />
<br />
Di kawasan obyek wisata Colo, pengunjung dapat menikmati panorama alam pegunungan yang indah dengan udara yang bersih dan sejuk. Selain itu, di kawasan obyek wisata ini juga terdapat beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.<br />
<br />
Pertama, Makam Sunan Muria. Makam Sunan Muria (Syekh R. Umar Said, salah satu dari walisanga/wali sembilan) menyatu dengan Masjid Sunan Muria yang terletak di salah satu puncak Gunung Muria. Makam Sunan Muria dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati sekitar 700 tangga dari pintu gerbang di dekat lokasi parkir mobil/bus.<br />
<br />
Makam Sunan Muria adalah salah satu tujuan wisata ziarah di Kota Kudus, selain Makam Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus. Makam Sunan Muria sangat ramai dikunjungi peziarah yang berasal dari berbagai daerah, terutama pada saat Upacara Buka Luwur yang diselenggarakan setiap tanggal 6 Muharam. Dalam Upacara Buka Luwur ini, para peziarah berusaha mendapatkan luwur (bekas kain penutup makam) yang dipercaya dapat membawa keberuntungan.<br />
<br />
Kedua, Air Terjun Monthel. Dari Makam Sunan Muria, Air terjun dengan ketinggian sekitar 25 meter ini dapat dicapai dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit. Untuk mencapainya, pengunjung dapat menyusuri jalan setapak yang membelah hamparan kebun kopi—sambil menikmati kesejukan udara dan panorama alam pegunungan yang asri dan indah. Selain itu, sepanjang perjalanan pengunjung juga akan dihibur oleh alunan irama musik alam dari bunyi gemericik air terjun yang jatuh di bebatuan yang diselingi kicauan burung-burung dan bunyi-bunyian satwa liar khas pegunungan. Sesampainya di Air Terjun Monthel, pengunjung dapat mandi atau bermain air sepuasnya—sambil menikmati sejuk dan segarnya air yang bersumber dari Gunung Muria.<br />
<br />
Ketiga, Wisata Alam Rejenu. Kawasan wisata alam (ecotourism) Rejenu memiliki ketinggian sekitar 1.150 m dpl. Kawasan wisata yang terletak di Pegunungan Argo Jembangan (salah satu puncak dari Gunung Muria) ini berjarak sekitar 3 km dari Makam Sunan Muria. Di kawasan Eko Wisata Rejenu, pengunjung dapat menyaksikan dan mengamati berbagai jenis tumbuhan pegunungan. Selain menikmati panorama alam pegunungan, wisatawan juga dapat berkunjung ke obyek wisata lainnya yang berada di kawasan ini, antara lain:<br />
<br />
Makam Syekh Sadzali. Menurut masyarakat setempat, Syekh Sadzali adalah murid/santri Sunan Muria yang sangat setia mendampingi dan membantu Sunan Muria dalam menyebarluaskan agama Islam di sekitar lereng Gunung Muria. Oleh karena itu, Syekh Syadzali senantiasa dihormati oleh masyarakat dan makamnya tidak pernah sepi dari para peziarah.<br />
<br />
Sumber Air Tiga Rasa. Di kawasan wisata Rejenu terdapat mata air yang memiliki tiga rasa, yaitu: rasa tawar-tawar masam yang bekhasiat untuk mengobati berbagai penyakit, rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda yang bekhasiat menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup, dan rasa mirip minuman keras sejenis tuak/arak yang bekhasiat memperlancar rezeki.<br />
<br />
Air Terjun Gonggomino. Di kawasan wisata Rejenu terdapat Air Terjun Gonggomino yang merupakan air terjun kedua selain Air Terjun Monthel. Air Terjun Gonggomino dapat dicapai dengan menyusuri sebuah sungai yang terdapat di kawasan Rejenu.<br />
<br />
Keempat, Bumi Perkemahan dan Wana Wisata Kajar. Obyek wisata ini terletak di kawasan hutan pinus, berjarak sekitar 3 km ke arah selatan dari Makam Sunan Muria. Dengan ketinggian mencapai 600 m dpl, kawasan Kajar merupakan lokasi yang cocok untuk kegiatan perkemahan dan jelajah medan/lintas alam.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Lokasi</span><br />
<br />
Obyek wisata Colo terletak sekitar 18 km ke arah utara dari pusat Kota Kudus (Alun-alun), tepatnya di kawasan Pegunungan Muria, Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Akses</span><br />
<br />
Meskipun obyek wisata Colo berada di sekitar puncak Pegunungan Muria, namun tidak terlalu sulit untuk menjangkaunya. Dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang—Kudus. Setelah sampai di Terminal Kudus, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan angkutan kota jurusan Colo.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Akomodasi dan Fasilitas Lainnya</span><br />
<br />
Di sekitar obyek wisata Colo tersedia berbagai macam akomodasi dan fasilitas, antara lain: Graha Muria yang dibangun Pemerintah Kabupaten Kudus sebagai tempat peristirahatan, penginapan, dan ruang pertemuan, lahan parkir mobil dan bus, mushola, dan warung makan yang menjual masakan khas Colo, yaitu nasi pecel pakis, ayam bakar, dan buah parijoto. Selain itu, di sekitar kawasan ini juga terdapat kios-kios yang menjual cenderamata khas Colo, seperti tongkat colo dan kayu pengusir tikus.</span><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-24858828928649017152009-06-15T02:04:00.001-07:002009-06-15T02:04:59.469-07:00Wisata Goa Terawang<h3 class="post-title"> <a href="http://santuncahblora.blogspot.com/2007/04/wisata-gua-terawang.html"><br />
</a> </h3><a href="http://2.bp.blogspot.com/_AXC6eS8LldY/Rih4xO7HSlI/AAAAAAAAAAo/FFmufCurdaE/s1600-h/Goa+Terawang.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" style="font-style: italic; font-weight: bold;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5055423368938342994" src="http://2.bp.blogspot.com/_AXC6eS8LldY/Rih4xO7HSlI/AAAAAAAAAAo/FFmufCurdaE/s320/Goa+Terawang.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 115px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 167px;" /></a><span style="font-weight: bold;">Sekilas tentang Goa Terawang</span><br />
Kawasan wisata Goa Terawang merupakan kompleks goa yang memiliki enam goa dalam satu kawasan, ini terbanyak di Jateng. Di dalam kawasan seluas 13 hektar itu terdapat satu goa induk, satu sendang, dan lima goa kecil lainnya. Goa ini merupakan satu-satunya goa yang di dalamnya terang di siang hari karena terkena sinar matahari. Di kompleks Wanawisata Goa Terawang terdapat kawasan arena bermain anak yang terletak 50 meter dari mulut Goa Terawang yang terasa sejuk karena dipayungi ratusan pohon jati besar.<span class="fullpost"><br />
<span style="font-weight: bold;">Lokasi Goa Terawang</span><br />
Lokasinya berjarak 32 kilometer arah barat Kota Blora atau 107 kilometer dari Kota Semarang.Untuk mencapai Goa Terawang sudah tersedia jalan desa yang mulus, dapat ditempuh dari Semarang-Purwodadi-Wirosari menuju ke Kunduran Kabupaten Blora. Tepat di pertigaan depan Puskesmas Kunduran, pengunjung bisa belok kiri melintasi jalan desa yang mulus sepanjang lebih kurang 8 kilometer. Kawasan wisata Goa Terawang berada persis di tepi jalan. Kalau dari Blora, pengunjung menuju ke arah pertigaan Pasar Ngawen, kemudian membelok ke kanan melintasi jalan menuju ke Japah, Padaan, Ngapus, hingga tiba di Todanan atau sekitar 10 kilometer.<br />
Bagi pengunjung yang menggunakan angkutan umum untuk mencapai Goa Terawang, cara yang gampang adalah dengan menaik bus dari Semarang atau dari Blora, lalu turun tepat di Puskesmas Kunduran. Kemudian, pengunjung pindah ke angkutan minibus jurusan Blora-Todanan yang tersedia tiap saat. Sebaiknya pengunjung menghindari perjalanan setelah magrib atau selepas pukul 15.30. Sebab, angkutan umum yang melayani rute Kunduran ke kawasan wisata Goa Terawang sangat jarang. Memang, rambu petunjuk arah menuju ke goa itu tidak terlihat lagi. Di sepanjang jalan utama Semarang-Blora, rambu juga tidak terpasang sehingga agak merepotkan pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi. Namun, tak perlu khawatir, Anda bisa bertanya kepada setiap penduduk setempat. Pada akhir pekan sering kali ada pertunjukan hiburan musik dangdut atau kegiatan pertemuan di pendapa limasan khas rumah Blora di areal kawasan wisata Goa Terawang<br />
<span style="font-weight: bold;">Gigi "buta" </span><br />
Kawasan area Goa Terawang memiliki lingkungan berhawa sejuk, segar,dengan panorama hutan yang memesona. Pertengahan November 2006,misalnya, meski kawasan itu masih diliputi musim kemarau, suhu udaranya hanya 21,8 derajat Celsius. Ketika matahari mencapai puncaknya, suhu udara di kawasan itu masih di bawah 36 derajat Celsius. Ini tiada lain berkat rimbunnya pohon-pohon jati tua yang besar dan rindang, di samping pohon besar lain, seperti pohon asam jawa dan pohon trembesi. Lokasi goa berada pada elevasi 172 meter di atas permukaan laut, di kawasan Pegunungan Kapur utara Jateng bagian timur. Goa Terawang terletak di relung bagian bawah. Menuju ke pintu goa tersedia anak tangga yang dilengkapi besi pengaman di bagian tengahnya sepanjang 15<br />
meter. Ketinggian kelima goa yang ada di kawasan Goa Terawang bervariasi antara 1 meter dan 24 meter. Lebarnya juga bervariasi, dari 3 meter hingga 18 meter. Goa Terawang ini memanjang, menyerupai deretan rumah yang saling terhubung sepanjang 600 meter lebih. Tinggi langit-langitnya juga bervariasi, antara empat meter. Ada yang berbentuk parabola dihiasi stalaktit berbagai bentuk yang menawan. Bila musim hujan, stalaktit dan stalagmit akan meneteskan air sepanjang musim. Dalam sejarahnya tidak ada legenda rakyat yang mengemuka dari kawasan wisata Goa Terawang. Goa ini sudah dikenal sejak zaman raja-raja Jawa untuk tempat bertapa guna memperoleh kekuatan mistis.Pada masa pemerintahan Belanda, goa ini banyak menyimpan sejarah karena sering digunakan untuk pertemuan Bupati Blora semasa RMA Cokronegoro dengan pejabat-pejabat Belanda. Konon, tiap akhir pertemuan selalu diadakan pesta dansa bagi pejabat yang hadir. Namun, pada masa perang kemerdekaan, goa ini menjadi daerah pertahanan bagi para pejuang. Keunikan di Goa Terawang ini, para pengunjung leluasa mengamati goa di<br />
siang hari. Di langit-langit goa terdapat sejumlah lubang alami yang memungkinkan sinar matahari menerobos masuk ke dalam dan menerangi bagian dalam goa. Oleh sebab itu, goa ini disebut Goa Terawang. Berkat lubang-lubang cahaya tadi, pengunjung tidak saja mendapat sirkulasi udara yang segar, tetapi bisa dengan saksama mengamati<br />
keunikan dan keragaman bentuk-bentuk stalaktit dan stalagmit yang terdapat di dalam goa. Diyakini, stalaktit dan stalagmit yang ada di dalam goa itu masih tumbuh dan memberikan keragaman bentuk, seperti cumi-cumi raksasa atau jamur. Sementara stalaktit yang menjuntai ke bawah dari dinding atas berpadu menyambung dari langit-langit hingga lantai goa. Di salah satu sudut dinding goa, pengunjung juga bisa menemukan stalaktit mirip gigi "buta" (raksasa). Cahaya yang masuk ke dalam goa itu menciptakan bias sinar matahari yang memberi kesan tersendiri. Ada nuansa "pencerahan" pada berkas-berkas cahaya yang jatuh menimpa bagian-bagian tertentu dinding goa. Seperti ada yang mengatur saja, cahaya yang masuk itu hanya menerangi panorama tertentu, tetapi memperjelas detail tiap sudut goa. Jadi, bayangan bahwa goa itu angker menjadi sirna. Yang ada lukisan alam yang menakjubkan.</span><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-3954225626150737422009-06-12T23:22:00.000-07:002009-06-12T23:22:09.147-07:00Wisata Sejarah Monumen Kresek<div id="travel_tips"><b><span style="font-size: medium;"><br />
</span></b></div><table align="left" style="width: 250px;"><tbody>
<tr><td><img align="left" class="frame_gbr1" height="200" hspace="4" src="http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/2009_05_20_10_08_26_Patung.jpg" vspace="4" width="250" /></td></tr>
<tr><td align="right" style="padding-right: 8px;"><strong>Dok.MI</strong></td></tr>
</tbody></table>Madiun merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Letaknya cukup dekat dengan Surabaya dan Surkarta. Di Kota ini terdapat pusat industri kereta api (INKA). Madiun dikenal memiliki julukan sebagai Kota Gadis. <br />
<br />
Madiun berada di jalur utama strategis, Surabaya-Yogyakarta. Kota ini juga menjadi persimpangan jalur menuju Ponorogo dan Pacitan<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pacitan" title="Pacitan"> </a>ke arah selatan. Oleh karena itu, Kota Madiun ditetapkan sebagai wilayah <span style="font-style: italic;">hinterland</span> atau pusat ekonomi untuk daerah sekitarnya dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (Perda No 6/2007). <br />
<br />
Berbagai objek wisata perlu Anda kunjungi di kota Madiun. Beberapa diantaranya adalah Air terjun Seweru, Monumen Kresek, Waduk Widas, Nglambangan dan lain sebagainya. <br />
<br />
Monumen Kresek, adalah monumen yang menyimpan banyak peninggalan tragedi PKI di tahun 1948. Memiliki luas tanah sekitar 2 hektar dan berada 8 km ke arah timur dari pusat kota Madiun. Adapun fasilitas wisata yang ada pada tempat ini, antara lain, pendopo tempat istirahat, taman tanaman langka dan dilengkapi pula areal parkir. <br />
<br />
Jika Anda ingin berwisata ke lokasi sejarah yang lebih kuno, datanglah ke Nglambangan. Situs peninggalan ini berkisah di zaman Majapahit dan berada di Kecamatan Wungu. Beberapa peninggalan yang tersisa adalah Pura Lambangsari, Pesiraman, Sumur kuno dan lain sebagainya<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-32360932568199164122009-06-12T23:14:00.000-07:002009-06-12T23:19:04.854-07:00Melihat Matahari Terbit Bromo dari Pananjakan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_FetFoEmGcS4/SjNEoRnFgtI/AAAAAAAAAHY/Fq29X09YAxo/s1600-h/matahari-bromo-pananjakan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_FetFoEmGcS4/SjNEoRnFgtI/AAAAAAAAAHY/Fq29X09YAxo/s320/matahari-bromo-pananjakan.jpg" /></a></div>Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil <em>jeep</em>) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.<br />
Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan <a href="http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/167-kopi-minuman-nikmat.html" title="kopi">kopi</a> atau <a href="http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/115-manfaat-teh-untuk-tubuh-sehat.html" title="teh">teh</a> hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan <em>moment</em> ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. <br />
<br />
<img alt="Tangga Menuju Kawah Bromo" border="0" class="logopicr" src="http://kumpulan.info/images/stories/travel/tangga-kawah-bromo.jpg" title="Tangga Menuju Kawah Bromo" /><h2>Kawah dan Lautan Pasir Bromo</h2>Selesai menyaksikan matahari terbit, Anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari dapat membuat Anda melihat pemandangan sekitar. Ternyata Anda melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat menyulitkan Anda bernafas.<br />
Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.<br />
Sekarang, Anda harus menaiki anak tangga yang jumlahnya mencapai 250 anak tangga untuk dapat melihat kawah Gunung Bromo. Sesampainya di puncak Bromo yang tingginya 2.392 m dari permukaan laut, Anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang mengeluarkan asap. Anda juga dapat melayangkan pandangan Anda kebawah, dan terlihatlah lautan pasir dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat langka dan luar biasa yang dapat kita nikmati.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-75758423626320793282009-06-12T23:02:00.000-07:002009-06-12T23:02:36.916-07:00Wisata Bahari Lamongan<img align="left" alt="" hspace="5" src="http://liburan.info/images/stories/lamongan.jpg" />Tanjung Kodok kini telah berubah wajah. Tempat yang dulunya boleh dibilang sepi dikunjungi wisatawan, sekarang telah berubah menjadi salah satu objek wisata andalan Jawa Timur. Sebuah kawasan wisata tahap awal seluas 17 hektar telah dibangun guna memenuhi kebutuhan sarana hiburan bagi keluarga Jawa Timur maupun dari seluruh wilayah Indonesia. Kawasan wisata itu dikenal dengan nama Wisata Bahari Lamongan atau Jatim (Jawa Timur) Park II, yang merupakan "saudara kandung" dari Jatim Park I yang berlokasi di kota administratif Batu - Malang. Kawasan wisata ini sepintas memiliki konsep tak jauh beda dengan Pantai Ancol - Jakarta. Berbagai sarana hiburan atau permainan tersedia dan bertebaran dilokasi ini. Aneka wisata yang tersedia diantaranya adalah: Banana Boat, Jetski, Permainan Air, Sarang Bajak Laut, Playground, Circuit Go Kart, Bumpers Boat,<br />
<br />
<img align="right" alt="" height="155" hspace="5" src="http://liburan.info/images/stories/lamongan1.jpg" width="205" /> Planet Kaca, Space Shuttle, Rumah Sakit Hantu, Goa Insectarium, Rumah Kucing, Galeri Kapal & Keong. Sebuah kolam renang yang cukup luas lengkap dengan permainan air tersedia juga disini siap menghibur pengunjung untuk berenang maupun sekedar bermain air. Pasir pantai yang berbutir halus dan berwarna putih kecoklatan juga bisa digunakan untuk berbagai permainan maupun olahraga pantai. Hal yang sangat beda dibandingkan Pantai Ancol - Jakarta adalah warna lautnya yang lebih biru, sungguh enak dipandang dan dinikmati.dari tepian pantai.<br />
<br />
Tiket masuk dibagi dalam dua harga yakni 25.000 dan 40.000 untuk tiap pengunjung. Harga tersebut merupakan tiket terusan untuk menikmati berbagai fasilitas yang ada, tanpa perlu membayar lagi.<br />
<br />
Bedanya, tiket dengan harga 40.000 telah mencakup semua fasilitas sedangkan yang 25.000 hanya mencakup beberapa objek saja. Dibagian luar, berbagai tempat belanja khas Jawa Timur dalam bentuk souvenir shop juga telah disediakan, termasuk juga pasar ikan, buah dan sayur serta pasar hidangan yang dibuka mulai pukul 09:00 pagi hingga pukul 21:00. Area parkir mobil yang ada cukup luas, siap menampung berbagai jenis kendaraan yang hendak datang berkunjung.<br />
<br />
<img align="left" alt="" height="155" hspace="5" src="http://liburan.info/images/stories/lamongan2.jpg" width="205" /> Pembangunan hotel berbintang tiga dengan kapasitas 50-60 kamar tengah disiapkan dan hampir selesai dibangun. Disamping itu, sebuah hotel dengan kapasitas 500 pengunjung disiapkan pula sebagai barak penginapan dimana pengunjung bisa menginap lima sampai 15 orang sekaligus dalam satu kamar. Rata-rata pengunjung berasal dari daerah-daerah yang ada di Jawa Timur seperti Tulungagung, Nganjuk, Kediri dan Blitar. Pengunjung yang datang semakin berkembang dengan trend terakhir kunjungan wisatawan domestik berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakartasemakin meningkat. Saat libur lebaran 2005, tak sedikit kendaraan dengan plat nomor kendaaran mobil daerah Jawa Barat, (Jakarta, Bandung, Bogor) ikut memenuhi area parkir kawasan ini. Suatu hal yang membuktikan bahwa kawasan wisata ini telah semakin dikenal oleh pengunjung dari berbagai tempat di Indonesia.<br />
<br />
Kurang lebih 200 meter dari objek Wisata Bahari Lamongan, terdapat pula objek gua alam yang cukup terkenal di Indonesia, yakni Gua Maharani. Rencananya objek wisata ini kelak akan disatukan dan menjadi bagian dari satu paket wisata bahari. Sebuah jaringan kereta gantung kelak akan menjadi sarana penghubung antar keduanya. Tentunya hal ini akan semakin menambah daya tarik dan keuntungan sendiri bagi pemerintah daerah setempat baik berupa pemasukan dalam bentuk uang, maupun lapangan kerja. Mengingat dari 380 pekerja yang ada 60 persen diantaranya adalah pemuda Lamongan lulusan SLTA dan perguruan tinggi.<br />
<br />
<img align="right" alt="" hspace="5" src="http://liburan.info/images/stories/lamongan3.jpg" /> Tanjung Kodok memang telah berubah, lokasi yang dulunya terkenal sebagai salah satu tempat melihat kemunculan bulan baru (hilal) sebagai penanda awal bulan Syawal - Lebaran Idul Fitri, kini telah bertambah lagi menjadi suatu kawasan yang memiliki berbagai fasilitas wisata. Sebuah tulisan dekat pintu masuk terpampang jelas berisi "Setiap tahun, kami menambah tiga fasilitas wisata baru", nampaknya semakin menunjukkan bahwa objek wisata ini akan terus berkembang. Dan itu berarti karang batu yang meyerupai kodok (dasar penamaan lokasi ini - Tanjung Kodok), tidak lagi sendirian duduk ditepi pantai menghadap lautan lepas, karena tepat dibelakangnya, telah berdiri objek wisata terkemuka di Jawa Timur, Wisata Bahari Lamongan.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-48968946773577746262009-06-12T02:26:00.000-07:002009-06-12T03:01:13.950-07:00Indahnya Matahari Terbenam Di Pantai Kuta, Bali<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://indonesia-indahnya.blogspot.com/2009/01/indahnya-matahari-terbenam-di-pantai.html"><br /></a> </h3> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_GCnPtVE5fEc/SZpGxb1Ac7I/AAAAAAAAAlg/dFgzRzrArz4/s1600-h/PantaiKuta_C.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 284px; height: 130px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_GCnPtVE5fEc/SZpGxb1Ac7I/AAAAAAAAAlg/dFgzRzrArz4/s400/PantaiKuta_C.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303629326279799730" border="0" /></a>Pantai Kuta adalah tempat rekreasi pantai, terletak di Kabupaten Badung sebelah selatan Denpasar dan hanya berjarak ± 9 km dari Denpasar, Denpasar adalah ibukota Bali.<br />Dahulu kawasan Kuta adalah kawasan perkampungan nelayan, kemudian berkembang menjadi daerah pariwisata dan sekarang kawasan Kuta telah menjadi sebuah tempat tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara.<br />Kawasan Kuta telah menjadi Ikon pariwisata Bali dan kawasan Kuta mendapat sebutan sebagai International City, karena telah menjadi tempat bertemunya wisatawan dari seluruh dunia dan wisatawan dari dalam negeri.<br /><br />Pantai Kuta dengan pasir putihnya dapat dijadikan sebagai tempat untuk bersantai–santai dan bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk menghabiskan masa liburan selama di Pulau Bali.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kegiatan Yang Dapat Dilakukan Selama Di Kawasan Kuta :</span><br />Pada siang hari sampai sore hari, kegiatan yang dapat dilakukan adalah berjemur dipantai, berolahraga selancar dan kegiatan lainnya.<br />Pantai Kuta memiliki ombak laut yang cukup bagus sehingga sangat cocok sebagai tempat untuk olahraga selancar (surfing), terutama untuk peselancar pemula.<br /><br />Pada sore hari banyak yang bermain bola ditepi pantai dan ada satu hal yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan adalah melihat indahnya matahari terbenam (sunset) dikala senja hari. Pantai Kuta terkenal akan sunset-nya, sehingga Pantai Kuta sering disebut sebagai Pantai Matahari Terbenam (Sunset Beach).<br />Kalau Pantai Kuta terkenal sebagai Pantai Matahari Terbenam (Sunset Beach), maka Pantai Sanur di Bali terkenal sebagai Pantai Matahari Terbit (Sunrise Beach).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Fasilitas Di Kawasan Kuta :</span><br />Kawasan Kuta memiliki fasilitas yang lengkap, fasilitas yang terdapat dikawasan Kuta antara lain : penginapan, hotel, restoran, spa, pertokoan, kolam renang, bar dan pendukung lainnya banyak terdapat disini.<br /><br />Lapangan udara I Gusti Ngurah Rai letaknya tidak jauh dari kawasan Kuta, hanya berjarak sekitar 2 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat dengan mudah.<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3801908092115236829.post-47933745260884860282009-06-12T02:23:00.000-07:002009-06-12T03:01:42.548-07:00Tana Toraja Budaya Pusaka Leluhur<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://indonesia-indahnya.blogspot.com/2009/02/tana-toraja-budaya-pusaka-leluhur.html"><br /></a> </h3> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_GCnPtVE5fEc/SaTF-fS8aaI/AAAAAAAAAlo/ASCxzFRs9sY/s1600-h/TanaToraja_B.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 207px; height: 170px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_GCnPtVE5fEc/SaTF-fS8aaI/AAAAAAAAAlo/ASCxzFRs9sY/s400/TanaToraja_B.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5306583938292804002" border="0" /></a>Kabupaten Tana Toraja ibukotanya adalah Makale, terletak di Propinsi Sulawesi Selatan, Pulau Sulawesi, Indonesia. Kabupaten Tana Toraja berjarak sekitar 350 km sebelah utara kota Makassar. Makassar adalah ibukota Propinsi Sulawesi Selatan.<br /><br />Di Kabupaten Tana Toraja terdapat Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan. Suku Toraja ini masih mempertahankan gaya hidup yang khas yaitu gaya hidup Austronesia. Tana Toraja adalah salah-satu obyek wisata yang ada di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Perjalanan Menuju Tana Toraja :</span><br /><span style="font-weight: bold;">Perjalanan Udara</span><br />Dari Bandara Sultan Hasanuddin kota Makassar menuju Tana Toraja memerlukan waktu ± 45 menit.<br />Sesampainya di Tana Toraja, perjalanan dilanjutkan menuju ke kota Kecamatan Rantepao. Selanjutnya, dari Kota Rantepao menuju Kampung Bonoran yang berjarak ± 4 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 30 menit dengan kendaraan umum.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Perjalanan Darat</span><br />Untuk jalur darat dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan kendaraan umum. Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan jalur darat adalah ± 8 jam perjalanan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Daya Tarik Tana Toraja</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rambu Solo </span><br />Rambu Solo adalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang yang telah meninggal dunia menuju alam roh untuk berkumpul kembali bersama para leluhur mereka disebuah tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan para leluhur masyarakat Tana Toraja yang sudah meninggal dunia disebut Puya.<br />Upacara adat kematian ini disebut juga upacara Penyempurnaan Kematian, tanpa adanya upacara ini maka orang yang sudah meninggal dunia masih dianggap belum benar-benar meninggal dunia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bagian dari Upacara Rambu Solo adalah :</span><br /><span style="font-weight: bold;">Upacara Rante</span><br />Upacara Rante adalah puncak dari Upacara Rambu Solo. Dalam Upacara Rante ini terdapat beberapa rangkaian ritual, yaitu :<br />● Proses pembungkusan jenazah<br />● Pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah<br />● penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan<br />● Proses pengusungan jenazah ketempat peristirahatan terakhir<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rambu Tuka</span><br />Upacara Rambu Tuka adalah upacara adat yang berhubungan dengan acara syukuran, didalam upacara ini tak ada kesedihan yang ada hanya kegembiraan.<br />Saat berbahagia, masyarakat Toraja menggelar upacara Rambu Tuka. Upacara ini menarik karena berbagai atraksi, tarian, dan nyanyian dari kebudayaan Toraja yang unik.<br /><br />Banyak ragam upacara Rambu Tuka, beberapa upacara adat yang masuk dalam kategori Rambu Tuka adalah :<br />mangrara banua (syukuran setelah rehabilitasi tongkonan)<br />aluk ma'lolo (upacara syukuran kelahiran)<br />aluk tanaman (upacara syukuran keberhasilan panen)<br /><br />Dari beberapa ragam upacara tersebut, mangrara banua adalah acara yang terbesar.<br />Upacara Rambu Tuka ini menghadirkan semua rumpun keluarga, adanya acara ini membuat ikatan kekeluargaan di Tana Toraja menjadi sangat kuat.<br /><br />Upacara Rambu Tuka dilaksanakan sebelum tengah hari di sebelah timur tongkonan. Ini berbeda dengan Rambu Solo yang digelar setelah tengah hari di sebelah barat tongkonan. Sebagai upacara kegembiraan, Rambu Tuka digelar mengiringi meningginya matahari. Sedangkan Rambu Solo digelar mengiringi tenggelamnya matahari.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tongkonan</span><br />Tongkonan adalah bangunan rumah adat Suku Toraja.<br />Atap bangunan rumah adat ini terbuat dari daun nipa atau daun kelapa dan atap rumah adat ini dapat bertahan sampai 50 tahun lamanya. Di Londa, Rantepao terdapat Tongkonan yang telah berumur sangat tua, yaitu 600 tahun lamanya. Tongkonan bentuknya unik sehingga banyak membuat orang kagum melihatnya.<br />Tongkonan juga mempunyai strata sesuai dengan derajat kebangsawanan setiap orang, seperti Tongkonan dengan strata emas, perunggu, besi dan kuningan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Fasilitas Yang Tersedia</span><br />Di lokasi wisata, tersedia berbagai macam souvenir khas Tana Toraja, seperti kalung, gantungan kunci, dan miniatur rumah adat Tana Toraja (Tongkonan).<div class="blogger-post-footer"><span class="fullpost">
</span></div>OBAMMAhttp://www.blogger.com/profile/06082198598365822871noreply@blogger.com0