Kamis, 20 Agustus 2009

Benteng Portugis


 
Jepara - Benteng Portugis menjadi salah satu andalan pariwisata di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Leteaknya di Desa Banyumas Kecamatan Keling. Dari pusat kota, perjalanan menuju lokasi cukup ditempuh selam kurang lebih 30 menit dengan jarak 45 km. 
Menuju lokasi ini, kita disuguhi pemandangan hutan karet dan jati yang masih rimbun dan sejuk. Sepanjang perjalanan, panorama keindahan Gunung Muria terpampang di depan diselingi dengan suara kicau merdu burung-burung hutan yang masih liar.
Belum ada transportasi yang cukup layak menuju lokasi kecuali transportasi antar kecamatan yang biasa mengangkut sayur mayur antar pasar dan angkutan biasa yang melayani penumpang berjarak pendek. 
Dari sini, cukup dekat areanya dengan rencana pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang mendapat tentangan masyarakat cukup kuat.
Konon cerita, perempuan-perempuan di sini terkenal cantiknya hingga terkenal hingga ke satu karesidenan. Dari cerita yang beredar di masyarakat sekitar, di daerah ini, para penjajah memperistri penduduk setempat. Hal ini mengingatkan pula pada daerah Manado di Indonesia bagian Timur yang juga pernah dikuasai oleh bangsa Portugis

Lokasi Strategis di Masa Kolonial
Di lihat dari sisi geografis benteng ini nampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. 
Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau Mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kontrol Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.

Sejarah Berdirinya Benteng Portugis
Pada tahun 1619, kota Jayakarta / Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. 
Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda.
Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram. Kejadian ini membuat Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda  hanya  bisa  dikalahkan  lewat  serangan  darat  dan  laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.
Perjanjian kerja sama antara Mataram dan Portugis segera diadakan dan untuk tahap awal Portugis menempatkan tentaranya di benteng yang dibangun oleh Mataram pada tahun 1632. Benteng ini sangat efektif untuk menjaga lintas pelayaran ke kota Jepara yang menjadi Bandar utama Mataram untuk ekspor impor.
Kenyataan kerjasama Mataram dan Portugis tidak bisa direalisir untuk tujuan mengusir Belanda di Batavia bahkan tahun 1642 orang-orang Portugis angkat kaki dari benteng ini karena Malaka sebagai kota utama Portugis di Asia Tenggara justeru direbut oleh Belanda pada tahun 1641.

0 komentar: